Dalam kehidupan sehari-hari, ada kebiasaan-kebiasaan yang dianggap lumrah karena hal itu dianggap “tidak apa-apa” atau tidak bernilai. Salah satu contoh kebiasaan yang dianggap lumrah itu adalah kebiasaan membuang nasi (makanan). Kebiasaan membuang nasi merupakan pemandangan yang sering tampak di dalam keluarga. Ketika anggota keluarga, baik orang tua maupun anak-anak, makan bersama, jamak terjadi bahwa nasi yang ada di piring tidak habis dimakan. Ada berbagai dalih yang sering terdengar, misalnya: “Ah, makanannya kurang enak”, “Aduh, saya tidak bisa menghabiskan makanan ini karena saya buru-buru, mau berangkat sekarang,” dan berbagai macam alasan lainnya. Akibatnya, nasi yang tadinya dimaksudkan untuk dimakan pada akhirnya dibuang begitu saja.
Kebiasaan seperti itu menunjukkan bahwa orang memandang nasi sebagai sesuatu yang tidak bernilai. Pandangan seperti itu perlu diluruskan. Nasi sangat bernilai di dalam kehidupan manusia. Salah satu alasan manusia bekerja ialah agar bisa membeli beras untuk dimasak dan selanjutnya dimakan. Karena itu, nasi merupakan kebutuhan primer manusia. Dengan mengonsumsi nasi orang bisa hidup, bisa mendapatkan energi untuk menjalankan aktivitasnya.
Barangkali selama ini orang tidak menyadari bahwa sebutir nasi mempunyai nilai yang sangat tinggi. Bagaimana mengetahui nilai sebutir nasi? Untuk menjawab pertanyaan itu, rasanya dibutuhkan perhitungan sebagaimana diuraikan di bawah ini.
Menurut buku “Kabupaten Nias Selatan Dalam Angka 2020” yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nias Selatan, jumlah penduduk Kabupaten Nias Selatan hingga tahun 2019 adalah 319.902 jiwa.
Apabila setiap orang makan nasi tiga kali dalam sehari (3×1 hari), dan setiap kali makan setiap orang membuang sebutir nasi saja, maka setiap hari ada tiga (3) butir nasi yang dibuang oleh setiap orang. Itu berarti, 3 butir nasi x 319.902 (jumlah penduduk Nias Selatan) = 959.706 butir nasi terbuang setiap hari (masih belum per bulan).
Menurut penelitian, dalam 1 Kg beras, terdapat sekitar 50.000 butir beras. Itu berarti apabila 959.706 butir nasi terbuang setiap hari, maka itu sebanding dengan sekitar 19 Kg beras. Jika 1 Kg beras cukup untuk makan 10 orang, maka 19 Kg tersebut bisa menjadi makanan bagi 190 orang per hari. Dalam sebulan, bisa menjadi makanan bagi 5.700 orang (190 x 30 hari).
Sebagaimana diketahui bahwa tidak gampang untuk mendapatkan sebutir beras (nasi). Sebutir beras/nasi dihasilkan dari kerja keras mengolah sawah, menanam benih padi, memeliharanya hingga menunggu saat panen dan seterusnya diolah menjadi beras agar bisa dimasak menjadi nasi.
Dengan uraian di atas, jelaslah bahwa sebutir nasi mempunyai nilai yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, jangan membuang nasi. Bila makan, usahakan menghabiskan nasi/makanan sampai tidak sebutir pun tersisa.